Polemik Verifikasi Pendaftaran Siswa Baru di SMAN 1 Palembang, Orang Tua Mengeluh Kurangnya Kejelasan



sriwijayanewsonline.com --Palembang- Sejumlah orang tua calon siswa mendatangi panitia Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Palembang pada Selasa (20/5/2025) untuk meminta kejelasan terkait status pendaftaran putra-putri mereka. Para orang tua mengaku telah melakukan pendaftaran secara daring sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, namun hingga saat ini belum menerima notifikasi verifikasi dari pihak sekolah.

Ketidakpastian ini menimbulkan keresahan di kalangan orang tua. Mereka berharap adanya informasi yang jelas mengenai apakah pendaftaran anak mereka telah diterima atau ditolak. Dengan adanya kepastian, mereka dapat segera mengambil langkah antisipasi, termasuk mempertimbangkan pendaftaran ke sekolah lain jika diperlukan.

Menanggapi keluhan tersebut, salah seorang guru yang juga merupakan anggota panitia SPMB SMAN 1 Palembang menjelaskan bahwa keterlambatan verifikasi disebabkan oleh keterbatasan teknis pada aplikasi pendaftaran. "Ada batasan dari aplikasi, Bapak Ibu. Dalam sehari, sistem hanya mampu memverifikasi 100 pendaftar. Kami dari pihak sekolah juga belum dapat memberikan solusi yang lebih baik untuk saat ini," ujarnya.


Lebih lanjut, guru tersebut menyarankan agar orang tua siswa menyampaikan permasalahan ini langsung kepada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). "Jika dari kami belum ada solusi, Bapak Ibu bisa datang ke Diknas untuk meminta solusi terkait masalah ini," katanya.

Saran ini justru menimbulkan kebingungan di antara para orang tua. Mereka mempertanyakan mengapa mereka yang harus berinisiatif menghubungi Dinas Pendidikan, sementara sekolah berada di bawah naungan instansi tersebut. "Kami ini masyarakat biasa, Pak. Kenapa kami yang harus mencari solusi ke dinas? Bukankah sekolah yang seharusnya berkoordinasi dengan Diknas?" ungkap salah seorang orang tua dengan nada bertanya.

Kepala SMAN 1 Palembang, Moses Ahmad, saat dikonfirmasi mengenai permasalahan ini, menyatakan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel untuk mencari solusi terbaik. "Nanti kita akan meminta solusi kepada atasan kita (Disdik), apakah akan ada penambahan hari pendaftaran, perubahan pada aplikasi, atau opsi lain agar permasalahan ini dapat segera teratasi. Dari pihak sekolah, kami sudah berupaya menambah jumlah panitia," jelas Moses.

Ia menambahkan bahwa permasalahan ini muncul salah satunya karena sistem saat ini secara otomatis menolak pendaftar jika terdapat kesalahan data. Hal ini berbeda dengan sistem sebelumnya yang memungkinkan adanya perbaikan data. "Dulu masih bisa diedit jika ada kesalahan, itu yang membuat prosesnya menjadi lebih lama. Ditambah lagi dengan adanya batasan verifikasi harian sebanyak 100 pendaftar," imbuhnya.
Terkait sosialisasi sistem pendaftaran, Moses Ahmad mengklaim bahwa pihak sekolah telah melakukan sosialisasi kepada orang tua siswa. "Ada, sudah kita laksanakan sosialisasi itu," tegasnya.
Lebih lanjut, Kepala Sekolah berharap agar Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel dapat segera memberikan solusi yang terbaik terkait kendala dalam proses verifikasi pendaftaran siswa baru ini. 

Saat tim media berupaya mengonfirmasi lebih lanjut mengenai permasalahan ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel, kesulitan untuk mendapatkan tanggapan pun terjadi. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi tidak berada di tempat saat hendak ditemui. Upaya untuk meminta konfirmasi dari Sekretaris Dinas dan Kepala Bidang (Kabid) SMA juga tidak membuahkan hasil karena keduanya sedang menjalankan tugas dinas luar (DL). Hal ini menyulitkan proses pencarian kejelasan lebih lanjut terkait polemik pendaftaran siswa baru yang dikeluhkan para orang tua.
Diberdayakan oleh Blogger.